Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2018

Motivasi Berprestasi

A. Pengertian Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang , bekerja habis-habisan untuk mencapai sukses . Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila   gagal ia akan bangkit, bahkan berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980 ) Motivasi berprestasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan usaha yang dapat menyebabkan seseorang memperoleh prestasi belajar maupun karier yang lebih baik dari hari ke hari. Motivasi prestasi mendorong orang untuk selalu melakukan aktivitas dan kreatifitas, serta belajar dengan giat. Motivasi prestasi bukan faktor keturunan yang tidak bisa diperbaiki. Motivasi prestasi merupakan suatu

Pemahaman Diri Remaja

Pemahaman diri banyak diperbincangkan oleh banyak orang dan setiap orang mengartikan pemahaman diri menurut cara pandang mereka masing-masing.  Maslow menyebutnya personal meaning yang menggambarkan bahwa meaning dialami dari aktualisasi diri, individu yang termotivasi untuk mengetahui alasan atau maksud dari keberadaan dirinya. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhannya dari yang sederhana sampai kebutuhan yang kompleks. Aktualisasi diri adalah pencapaian suatu potensi terbesar dalam diri, menjadi yang terbaik yang dapat dilakukannya, dan mencapai tujuan hidup dirinya.             Menurut Hartono pemahaman diri remaja adalah pengenalan secara mendalam atas potensi-potensi dirinya yang mencakup ranah minat, abilitas, kepribadian, nilai dan sikap yang mana pengenalan atas pribadinya sendiri mencakup dua sisi, yaitu pengenalan remaja atas keunggulannya dan pengenalan atas kekurangannya sendiri. Kekuatan merupakan seperangkat kemampuan yang

Menabung Bagi Para Pelajar

Kegiatan menabung mungkin sudah diajarkan di dalam lingkup keluarga. Seorang pelajar rata-rata diberikan uang saku oleh orangtua dengan berbagai macam tujuan. Ada yang memberikan uang saku untuk transportasi, untuk membeli makanan di kantin, atau uang saku untuk keperluan ketika terjadi masalah urgent saat melakukan kegiatan sehari-hari. Bagi seorang pelajar, tentu ada keinginan untuk dapat menyisihkan uang saku atau menabung uang yang didapatkan untuk berbagai macam keperluan, baik untuk keperluan pendidikan atau sekedar untuk hobi. Menabung adalah kebiasaan yang baik dan perlu dilatih sejak dini karena mempunyai banyak manfaat. Setiap pelajar biasanya mempunyai cara menabung yang sesuai dengan kemampuan dan kenyamanan masing-masing. Maka dari itu cara menabung bagi para pelajar pasti berbeda-beda. Mungkin awalnya menabung dapat menggunakan celengan di rumah dengan menyisihkan sedikit uang saku untuk membeli barang yang dibutuhkan. Kemudian, target menabung bagi para pelajar

Bijaklah dalam Menggunakan Media Sosial

Di era teknologi dan informasi yang semakin canggih pada saat ini, media sosial sudah menjadi hal yang biasa untuk masyarakat Indonesia. Khususnya bagi para remaja, masa remaja identik dengan menggunakan smartphone hampir 24 jam. Dengan mudahnya mengakses jaringan internet dimanapun dan kapanpun, hal ini sudah tentu menjelma menjadi gaya hidup. Pengguna aktif sosial media terbanyak adalah remaja. Remaja sangat cepat menerima pesan atau informasi yang ada di media sosial. Media sosial yang paling sering digunakan oleh kalangan remaja seperti Facebook, Twitter, Path, YouTube, Instagram, Line, dan BBM. Media sosial tersebut mempunyai keunggulan dan ketertarikan sendiri bagi penggunanya. Di Indonesia sebagian besar anak (52%) sudah menggunakan telepon seluler dan smartphone untuk mengakses layanan internet. Dari data tersebut, ternyata risiko untuk seorang anak berhubungan dengan orang asing yang tidak dikenal adalah sebesar 24% walaupun ternyata lebih banyak anak yang menggunak